Selamat Jalan ibu AH

26 Oktober 2014. Dua hari berturut-turut terbangun dari mimpi buruk. Hari ini adalah hari kedua. Seluruh ingatan dan kenangan akan sekolah tersebut bangkit. Dan setiap malam berakhir dengan air mata, atau keringat dingin. Sangat traumatis. Walaupun yang kulihat di dalam mimpi itu hanyalah gedung –gedung yag beru lebih tepatnya- sesuai imajinasiku karena penasaran belum melihat apa jadinya sekolah itu setelah renovasi.

27 Oktober 2014. Terbangun dari tidur tengah malam. Melihat notifikasi media sosial. Seorang teman menulis mengenai kepergian guruku guruku di sekolah itu. Sekolah C. Guru paling kusayangi. Skip. Salah baca. Mengantuk. Kupikir yang berpulang adalah kerabat dari guruku. Namun pengumumannya sedemikian heboh.

Paginya aku dikirimkan sebuah pesan via messenger. Bersama sekelompok teman lain –yang pernah memberikan mimpi buruk di kenangan sekolah itu- dikirimkan sebagai pesan grup. Sebuah pesan grup muncul, dan aku sekelompok bersama mereka. Kenangan buruk kembali muncul. Hanya dengan melihat notifikasi, keringat dinginku mengucur. Rupanya traumaku belum sembuh. Lagi-lagi aku membaca itu dengan skip. Tidak membaca detail. Dan masih berpikir bahwa yang berpulang adalah kerabat guruku.

Sekali lagi, bingung dengan pengumuman sedemikian heboh. Aku mulai curiga pada saat siang. Kembali mengecek media sosial, benar saja kubaca ulang post dari kawanku di sekolah itu. Shock, rasanya darahku naik hingga ke lepala. Langsung kuhubungi kawanku via messenger, untuk bertanya info lebih lanjut. Jika memungkinkan aku akan melayat almarhum dan bertemu dengan keluarganya. Tapi apalah, rencana hanya rencana. Jiwa dan pikiran ini terperangkap dalam tubuh yang lemah kondisinya, kurang memungkinkan untuk melayat, dikhawatirkan tambah drop jika dipaksakan.

Baiklah, ibu guruku tercinta, almarhum ibu AH. Saya baru 6 bulan disana dan rasanya diri saya tertinggal disana. Hanya 6 bulan tapi pelajaran yang didapat begitu besar. Saya keluar dengan rasa sedih, berat, dan begitu banyak perasaan negatif saat berada disana, juga keluar dengan kenangan yang sangat tidak menyenangkan. Namun dibalik itu semua, andalah salah satu guru yang menjadi icon akan guru yang sesungguhnya, ibu AH. Yang sesungguhnya memberi perhatian dan mengajarkan sesuatu pada kami.

Ibu AH, tahukah anda bahwa hingga detik ini saya menyesali kenapa saya tidak bertahan disana. Saya memilih mundur dengan segala pilihan yang saya paksakan, meskipun sebenarnya pilihan itu tidak ada dan hanya dibuat-buat. Dibuat-buat oleh saya yang menyerah. Tahukah bu, saya malu sekali. Sangat malu dengan pilihan yang saya buat-buat dan saya jalankan. Saya malu dengan pilihan pindah ke sekolah D dan lebih memilih mundur dari sekolah C. Seandainya waktu bisa berputar, saya akan bertahan disana. Atau paling tidak, saya akan katakan, apa yang membuat saya mundur dari sana. Akan saya akui semuanya, tidak hanya disini, tapi juga di depan ibu dan di depan mereka. Bahwa, “YA. SAYA PINDAH DARI SANA KARENA MEREKA, BU. KARENA REKAN-REKAN SAYA. KARENA ANAK-ANAK DIDIK ANDA JUGA”. Sesuai dengam dugaan anda dan dugaan mereka, para rekan-rekan saya. Bahwa mereka menduga merekalah yang menyebabkan saya mundur. Dan itu benar

Dan ibu tahu? Jika saya datang ke acara pensi yang diselenggarakan setiap tahun, tidak sebagai murid atau alumni, salah satu alasannya adalah saya ingin datang menjumpai teman-teman saya yang memberi kenangan baik serta bersilaturahmi dengan ibu. Ya, bertemu dengan anda, bu. Sya mencari-cari alasan sedemikian rupa hanya agar bisa berilaturahmi lagi dengan anda, walupun saya mengakui di depan orang banyak "saya ingin bertemu teman-teman". Padahal sesungguhnya saya ingin bertemu dengan anda.

Hari ini, 2 November 2014 adalah hari Arwah bagi Gereja Katolik. Hari ini juga saya persembahkan untuk anda, bu. Kiranya jiwa anda beristirahat dengan tenang, di sisiNya. You were doing a great job, ma’am! Saya pikir anda telah berhasil mendidik semua anak didik anda. Anda telah berhasil menjadi guru yang baik. Sampaikan salam pada Bapa di Surga. Akhirnya engkau lebih dekat denganNya. Semoga Ia selalu memberikan perlindungan bagi semua kaum yang tertindas. Di lingkungan manapun, setting manapun,  pemerintahan, kependudukan, politik, bahkan dalam lingkungan sekolah. Mereka yang tertindas oleh kaum yang lebih kuat dan berkuasa. Kiranya Bapa selalu mengirimkan berkat dan malaikatNya untuk menjaga mereka semua dan memberikan mereka keberanian untuk melawan penindas dan memperjuangkan hak-hak mereka. Amin

Ibu A.H.
 -27 September 2014 (Ibu maaf saya nggak tau tanggal lahir ibu T.T)
Pengajar dan wali kelas di SMA Tarakanita I dan SMK Tarakanita

-     
Ya Bapa, akhirnya aku berani menyebut nama sekolahnya :”(

Comments

Popular posts from this blog

Tugas Essay Sistem Informasi Manajemen 1

I Won't Trade This Moment for Anything part 1 - Diary of Jobseeker prolog